Pangkalpinang, FKWB – Pemerintah Kota Pangkalpinang menyelenggarakan upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-96 di Gedung Griya Timah, sebuah situs bersejarah yang menyimpan cerita penting dalam perjuangan bangsa. Pj Wali Kota Pangkalpinang, Budi Utama, memimpin upacara ini sebagai upaya untuk menanamkan nilai sejarah dan warisan budaya kepada generasi muda. Dengan memilih lokasi bersejarah, pemerintah berharap mampu memperkenalkan kekayaan budaya serta meningkatkan kesadaran generasi penerus akan pentingnya sejarah bangsa.
Dalam upacara yang digelar, Budi Utama menyampaikan bahwa pemilihan Gedung Griya Timah sebagai lokasi upacara bukanlah tanpa alasan. Langkah ini diambil agar peringatan Sumpah Pemuda kali ini dapat menghadirkan nuansa yang berbeda sekaligus menjadi ajang memperkenalkan warisan budaya. Budi yang juga memiliki latar belakang aktif di organisasi pemuda, menjelaskan bahwa acara ini bertujuan untuk mengajarkan generasi muda tentang pentingnya sejarah perjuangan.
“Saya dulu pernah tergabung di KNPI, Pemuda Pancasila, Pemuda Muhammadiyah, dan berbagai organisasi lainnya. Dengan pengalaman tersebut, saya ingin memberikan nuansa yang berbeda dalam peringatan kali ini,” ungkap Budi.
Dalam proses penentuan lokasi upacara, Budi Utama tidak bekerja sendiri. Ia berkolaborasi dengan Dato Akhmad Elvian, seorang sejarawan dan tokoh masyarakat yang memiliki pemahaman mendalam tentang sejarah Pangkalpinang. Bersama-sama, mereka menetapkan Gedung Griya Timah sebagai pilihan utama. Gedung ini tidak hanya memiliki nilai historis yang tinggi, tetapi juga menjadi saksi perjuangan masyarakat lokal dalam mempertahankan kemerdekaan.
Gedung Griya Timah memiliki sejarah panjang yang berawal dari masa setelah proklamasi kemerdekaan. Lima hari setelah Proklamasi Kemerdekaan, pada tanggal 22 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) membentuk beberapa organisasi penting seperti Komite Nasional, Partai Nasional Indonesia, dan Badan Keamanan Rakyat (BKR). BKR kemudian berkembang hingga ke Pulau Bangka, menjadi pondasi bagi masyarakat untuk memperkuat keamanan dan keselamatan setelah merdeka.
Pada awal September 1945, bekas anggota Heiho (tentara pembantu Jepang) dan Giyugun (tentara sukarela) berkumpul di Gedung Griya Timah ini, bersama sejumlah organisasi perjuangan rakyat lainnya. Mereka bertujuan untuk menjaga keamanan rakyat, khususnya dalam menghadapi berbagai ancaman pasca kemerdekaan. Gedung ini menjadi saksi bisu atas kerja keras mereka dalam mengamankan kemerdekaan yang baru saja diraih.
Salah satu organisasi penting yang lahir dari gedung ini adalah Angkatan Pemuda Indonesia (API). Didirikan sebagai organisasi pemuda, API menjadi wadah bagi para pemuda untuk berkontribusi langsung dalam menjaga keamanan daerah. Selain API, ada juga Gerakan Rakyat Indonesia (GRI) yang didirikan oleh para tokoh masyarakat. Kedua organisasi ini bertujuan sama, yaitu untuk mengamankan Bangka dari gangguan dan ancaman pihak musuh yang mungkin masih ada.
“Pembentukan API dan GRI dilakukan di gedung ini, tepatnya di tempat kita menggelar upacara saat ini, yang kini dikenal sebagai Gedung Griya Timah milik PT Timah Tbk,” jelas Budi Utama.
Melalui peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-96 ini, Budi Utama berharap semangat perjuangan dan kesadaran akan sejarah terus mengakar kuat dalam diri generasi muda. Pemilihan lokasi bersejarah diharapkan mampu menambah makna peringatan ini, sebagai momentum untuk menggalang semangat bersama dalam membangun bangsa. Dengan mengingat perjuangan masa lalu, diharapkan generasi muda bisa mengambil pelajaran berharga dan menumbuhkan rasa bangga akan warisan budaya yang dimiliki.
“Semangat Sumpah Pemuda adalah jiwa kolektif bangsa. Melalui peringatan ini, kita bersama dapat membangun kembali semangat kebangsaan dalam diri generasi muda yang berlandaskan nilai sejarah dan kebudayaan,” ujar Budi.(*)