banner 728x250

Upacara Nujuh Jerami: Tradisi Sakral dari Kepulauan Bangka Belitung

Tradisi
foto: warisanbudaya.kemdikbud.go.id
banner 120x600
banner 468x60
Share

Tradisi Sakral

FKWB – Nujuh Jerami adalah sebuah upacara peringatan yang diadakan oleh penduduk di daerah Lom, khususnya di Dusun Air Abik dan Dusun Pejam di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Upacara ini memiliki nilai spiritual dan budaya yang tinggi, serta menjadi salah satu tradisi penting yang masih dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat setempat. Dalam artikel ini, kita akan membahas asal usul, makna, proses pelaksanaan, dan pentingnya upacara Nujuh Jerami dalam kehidupan masyarakat Lom.

banner 325x300

Upacara Nujuh Jerami sudah ada sejak zaman dahulu dan diwariskan dari generasi ke generasi oleh masyarakat Lom. Lom sendiri adalah sekelompok masyarakat adat yang memiliki kepercayaan dan adat istiadat yang unik. Nujuh Jerami dipercaya sebagai cara untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen dan juga sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur.

Istilah “Nujuh Jerami” berasal dari kata “nujuh” yang berarti mengadakan upacara atau ritual, dan “jerami” yang merujuk pada jerami padi. Hal ini menunjukkan hubungan erat antara upacara ini dengan aktivitas pertanian, khususnya padi, yang menjadi sumber kehidupan utama bagi masyarakat Lom.

Nujuh Jerami memiliki makna dan filosofi yang dalam bagi masyarakat Lom. Upacara ini adalah bentuk rasa syukur atas hasil panen yang melimpah, sekaligus sebagai doa dan harapan agar panen berikutnya juga sukses. Selain itu, upacara ini juga mengandung nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong, karena seluruh masyarakat terlibat dalam persiapan dan pelaksanaannya.

Selain aspek spiritual, Nujuh Jerami juga berfungsi sebagai media untuk mempererat hubungan sosial di antara warga. Melalui upacara ini, masyarakat dapat berkumpul, berbagi cerita, dan memperkuat ikatan kekeluargaan.

Pelaksanaan upacara Nujuh Jerami melibatkan beberapa tahapan yang penuh makna. Berikut adalah tahapan-tahapan dalam upacara ini:

  1. Persiapan: Persiapan dimulai dengan mengumpulkan jerami padi yang akan digunakan dalam upacara. Selain itu, berbagai bahan dan perlengkapan lainnya seperti sesajen, alat musik tradisional, dan pakaian adat juga dipersiapkan.
  2. Pembukaan: Upacara diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh tetua adat atau dukun kampung. Doa ini bertujuan untuk memohon berkat dan perlindungan dari Tuhan serta leluhur.
  3. Tarian dan Musik Tradisional: Setelah doa, dilanjutkan dengan pertunjukan tarian dan musik tradisional. Tarian ini biasanya menggambarkan aktivitas pertanian dan kehidupan sehari-hari masyarakat Lom.
  4. Puncak Upacara: Puncak dari upacara Nujuh Jerami adalah penyerahan jerami padi sebagai simbol rasa syukur. Jerami ini diletakkan di tempat yang telah ditentukan dan disertai dengan doa-doa khusus.
  5. Penutupan: Upacara ditutup dengan jamuan makan bersama. Makanan yang disajikan biasanya berupa hasil panen dan hidangan tradisional yang dimasak bersama oleh masyarakat.

Nujuh Jerami adalah salah satu upacara adat yang memiliki nilai spiritual dan budaya yang tinggi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dengan makna yang dalam, proses pelaksanaan yang sakral, dan pentingnya dalam kehidupan masyarakat Lom, upacara ini layak untuk dilestarikan dan dijaga. Melalui berbagai upaya pelestarian, kita dapat memastikan bahwa tradisi ini tetap hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang.(*)

banner 325x300