Pj Walikota Lusje Anneke Tabalujan
FKWB – Permainan tradisional gasing memiliki tempat khusus dalam warisan budaya Indonesia. Meski zaman telah beranjak ke era digital, gasing tetap hidup dan diapresiasi oleh banyak kalangan, termasuk Penjabat (Pj) Walikota Lusje Anneke Tabalujan. Dalam satu kesempatan, beliau menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya pelestarian permainan tradisional ini.
Permainan gasing bukan sekadar hiburan, tetapi juga bagian integral dari identitas budaya berbagai daerah di Indonesia. Setiap wilayah memiliki nama dan cara bermain yang berbeda, seperti “tangkelek” di Sumatera Barat dan “gasing” di Jawa. Gasing yang terbuat dari kayu atau bambu ini dimainkan oleh berbagai kalangan usia, dari anak-anak hingga orang dewasa.
Pj Walikota Lusje Anneke Tabalujan menekankan pentingnya melestarikan permainan tradisional seperti gasing. Beliau berpendapat bahwa permainan ini adalah bagian dari identitas budaya yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Permainan gasing juga mengandung nilai-nilai pendidikan yang penting, seperti sportivitas, kerja keras, dan kebersamaan.
“permainan tradisional gasing itu kita jagonya,kemudian bentuk gasing di pangkalpinang sangat bagus, saya melihat sendiri yang membuat gasing disini. Agar permainan tradisional gasing tidak hilang maka harus dilestarikan, selalu diperkenalkan kepada generasi muda, anak keturunan kita,” Ujar Lusje.
Permainan gasing tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga dapat menjadi media pembelajaran. Dalam permainan ini, anak-anak belajar tentang dasar-dasar fisika, seperti rotasi dan gravitasi. Selain itu, bermain gasing mengajarkan anak-anak tentang kesabaran dan konsentrasi.
Permainan tradisional seperti gasing memiliki nilai budaya dan pendidikan yang tinggi. Apresiasi dari Pj Walikota Lusje Anneke Tabalujan membuktikan bahwa permainan ini masih relevan dan penting untuk dilestarikan. Dengan berbagai inisiatif dan dukungan dari masyarakat, kami optimis bahwa permainan gasing akan terus hidup dan menjadi bagian dari identitas budaya kita.(Desfi)