FKWB – Dalam rangka mengantisipasi berbagai potensi bencana alam yang sering melanda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Balai Wilayah Sungai (BWS) Babel mengadakan Apel Siaga Bencana. Kegiatan ini berlangsung di Taman Mandara, Kota Pangkalpinang, pada Rabu (20/11/2024).
Apel siaga ini menjadi bagian penting dari langkah mitigasi menghadapi ancaman banjir, tanah longsor, angin puting beliung, dan bencana lainnya akibat perubahan iklim yang semakin ekstrem.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki karakteristik klimatologi unik yang meningkatkan risiko berbagai jenis bencana. Kepala BWS Babel, Ir. Susi Hariany, M.T., yang bertindak sebagai pembina apel, menegaskan bahwa wilayah ini rawan terhadap banjir, kekeringan, cuaca ekstrem, gelombang tinggi, abrasi, hingga bencana non-alam seperti kebakaran hutan dan lahan.
“Morfologi cekung menjadi salah satu tantangan besar di Bangka Belitung. Pusat kota yang berada di dataran rendah membuat wilayah ini rentan terhadap banjir, terutama saat musim hujan yang bertepatan dengan pasang air laut,” ujar Bu Susi. Selain itu, kondisi geografis Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dikelilingi perairan laut menjadikannya rentan terhadap gelombang ekstrem.
Susi juga mengingatkan pentingnya meningkatkan jalur komunikasi dan koordinasi antara instansi terkait. “Kita harus memaksimalkan fungsi posko bencana yang sudah terbentuk agar dapat meminimalkan dampak pasca-bencana, khususnya bencana banjir,” jelasnya.
Kesiapan peralatan pendukung juga menjadi fokus utama, termasuk excavator, dump truck, mobil pompa, dan perahu karet. Dengan peralatan ini, diharapkan proses penanganan bencana dapat dilakukan secara cepat dan efisien.
Kepala BWS Babel juga mengingatkan kembali pada bencana banjir besar yang terjadi pada tahun 2016–2017. Peristiwa ini melumpuhkan hampir seluruh sendi kehidupan masyarakat di Bangka Belitung. Kota Pangkalpinang dan berbagai kabupaten lain terdampak parah, yang menyebabkan kerugian besar baik secara material maupun non-material.
“Berkaca dari peristiwa tersebut, kita harus meningkatkan kesiapsiagaan dengan memastikan koordinasi antar instansi berjalan optimal,” ungkap Kabalai BWS Babel. Langkah ini termasuk simulasi mitigasi bencana dan kesiapan operasional alat berat serta personil di lapangan.
Apel Siaga Bencana yang diadakan BWS Babel ini melibatkan 370 peserta dari berbagai stakeholder, termasuk Basarnas, BPBD kabupaten/kota, dan instansi terkait lainnya.
Kepala Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan (OP) BWS Babel, Ir.Rudy Susilo, S.T., M.Si., IPM, ASEAN Eng., menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menghadapi bencana secara efektif.
“Kami telah menyiapkan berbagai peralatan, seperti excavator long arm, dump truck, serta alat penanganan bencana lainnya seperti geobag dan bronjong,” jelas Pak Rudy.
Ia juga menambahkan bahwa kesiapan siaga dilakukan secara menyeluruh, baik di tingkat kabupaten maupun kota.
Selain kesiapan teknis, edukasi masyarakat mengenai pentingnya mitigasi bencana juga menjadi fokus BWS Babel. Dengan pengetahuan yang cukup, masyarakat diharapkan dapat mengambil langkah-langkah awal dalam menghadapi bencana, seperti mengetahui jalur evakuasi dan cara mengamankan dokumen penting.
“Kami juga mendorong masyarakat untuk lebih proaktif dalam melaporkan potensi bencana ke posko terdekat. Langkah ini sangat membantu dalam upaya tanggap darurat,” tambah Rudy. (*)